“Jadi juga pesan pasir?” tanya Sabang pada ayahnya, dengan napas tersengal. SABANG tinggal tak jauh dari rumah Kakek Songkok, panggilan sang ayah oleh warga kampung. Ia memperhatikan sebuah pikap menurunkan pasir, lalu tergopoh-gopoh menghampiri ayahnya. “Iye, kita bikin baru rumah kita, jadi rumah batu,” jawab Kakek dengan senyum mengembang sembari membenahi letak songkok. Karena songkok
Tag: cerpen koran
Merah
Kadek tersentak dari tidur. Peluh membanjiri tubuh, telapak tangan dan kakinya dingin. Penuh gelisah ia melirik sekeliling bale dauh, tempatnya pulas tadi. Ia teringat lagi rencana yang tersusun di kepala sebelum akhirnya jatuh tertidur. Rencana untuk membunuh kakak kandungnya. Kadek bersila, menatap natah rumahnya dengan pandang nanar, pekarangan yang ia jaga berdua dengan kakaknya, yang