Pernah merasa tak nyaman dengan keramaian? Atau memang sedang tak ada kerjaan? Ingin merasakan tenang dan damai dalam kesendirian?
Awalnya tidak terduga hari ini akan menjadi hari yang cukup sepi. Bangun cukup siang setelah melewati malam panjang seakan sebuah berkah yang tak ternilai. Bermula dari sms malam lalu, saat Gung De memutuskan akan ke Bukit bersama Giri. Meluapkan perasaan syukur yang sangat besar. Sms setengah hati itu kurang lebih diyakini oleh Lina sebagai restu untuk bangun siang dan berleha-leha sepanjang siang.
Setelah memenuhi ikrarnya untuk bangun siang. Lina pun baru membuka mata tepat pukul 09.30 WITA. Layaknya kebiasaan saat bangun tidur, ia melihat hapenya. Siapa tahu ada sms penting. Benarlah, sms Gung De mengajak ke bukit lantaran ditinggal Giri muncul. Namun apa daya? Bangun siang memang enak. Akhirnya Gung De pergi sendiri dan Lina melanjutkan harinya dengan riang ceria. Berniat untuk ngenet geratis di Mcd karena ada email yang harus dikirim dan tak akan terkirim jika menggantungkan hidup pada hotspot kampus unud sudirman, Lina bergegas mandi seadanya.
Setelah mandi, Iapun bersiap pergi. Ternyata sang Ibu sudah menunggunya. “Mau gantu buku tabungan”, kata si Ibu tenang. Berangkatlah mereka berdua ke bank dan melakukan transaksi yang diperlukan. Keinginan untuk ngenet di Mcd sedemikian besarnya higga Gung Depun ingin turut serta. Berangkatlah mereka ke Mcd sudirmaan dengan hati berniat ngenet.
Sekitar 2 jam menikmati wifi gratis, panggilan untuk rapat deGenk tidak terhindarkan. Mereka bersiap meninggalkan Mcd dan ke kampus unud sudirman untuk rapat. Di kampus sudah menunggu Yudha dan Nike. Mulailah rapat tersebut.
Selesai rapat, satu persatu awak pada meninggalkan kampus. Yudha pun cukup sibuk saat itu membuat Lina luntang- lantung tak karuan. Linapun memutuskan pulang. Namun di perjalanan pulang, ia malah mengarahkan motornya ke took buku Togamas, dengan harapan dapat membaca buku dengan gratis.
Tak disangka- sangka, niat lina yang awalnya hanya membaca sebentar lalu pulang berbanding terbalik dengan kenyataan yang dihadapinya. Kira- kira 4 jam sudah ia nongkrong di toko buku. Tepatnya ia membaca 2-3 buku di sana. Ada sebuah buku yang benar-benar dihabiskannya dalam masa ia membaca. Life Lesson, judulnya. Berganti posisi setiap 5 menit dan kaki kesemutan tak mengurungkan niatnya untuk menyelesaikan buku penuh pelajaran itu. Ia bahkan tetap bertahan meski kebelet pipis dan ternyata toiletnya sedang direnovasi.
Selain buku yang ia dapatkan, ia pun mengilhami bahwa kesendirian yang paling damai ia rasakan ialah saat berada di toko buku. Membaca sebuah buku yang menarik perhatian. Hingga akhirnya memberikan sebuah pelajaran tentang hidup. (pw)