Life Lessons: Bisa Kog Baca Buku Gratis di Tokonya

Pernah merasa tak nyaman dengan keramaian? Atau memang sedang tak ada kerjaan? Ingin merasakan tenang dan damai dalam kesendirian?

DSC03758
Awalnya tidak terduga hari ini akan menjadi hari yang cukup sepi. Bangun cukup siang setelah melewati malam panjang seakan sebuah berkah yang tak ternilai. Bermula dari sms malam lalu, saat Gung De memutuskan akan ke Bukit bersama Giri. Meluapkan perasaan syukur yang sangat besar. Sms setengah hati itu kurang lebih diyakini oleh Lina sebagai restu untuk bangun siang dan berleha-leha sepanjang siang.
Setelah memenuhi ikrarnya untuk bangun siang. Lina pun baru membuka mata tepat pukul 09.30 WITA. Layaknya kebiasaan saat bangun tidur, ia melihat hapenya. Siapa tahu ada sms penting. Benarlah, sms Gung De mengajak ke bukit lantaran ditinggal Giri muncul. Namun apa daya? Bangun siang memang enak. Akhirnya Gung De pergi sendiri dan Lina melanjutkan harinya dengan riang ceria. Berniat untuk ngenet geratis di Mcd karena ada email yang harus dikirim dan tak akan terkirim jika menggantungkan hidup pada hotspot kampus unud sudirman, Lina bergegas mandi seadanya.

Setelah mandi, Iapun bersiap pergi. Ternyata sang Ibu sudah menunggunya. “Mau gantu buku tabungan”, kata si Ibu tenang. Berangkatlah mereka berdua ke bank dan melakukan transaksi yang diperlukan. Keinginan untuk ngenet di Mcd sedemikian besarnya higga Gung Depun ingin turut serta. Berangkatlah mereka ke Mcd sudirmaan dengan hati berniat ngenet.
Sekitar 2 jam menikmati wifi gratis, panggilan untuk rapat deGenk tidak terhindarkan. Mereka bersiap meninggalkan Mcd dan ke kampus unud sudirman untuk rapat. Di kampus sudah menunggu Yudha dan Nike. Mulailah rapat tersebut.
Selesai rapat, satu persatu awak pada meninggalkan kampus. Yudha pun cukup sibuk saat itu membuat Lina luntang- lantung tak karuan. Linapun memutuskan pulang. Namun di perjalanan pulang, ia malah mengarahkan motornya ke took buku Togamas, dengan harapan dapat membaca buku dengan gratis.
Tak disangka- sangka, niat lina yang awalnya hanya membaca sebentar lalu pulang berbanding terbalik dengan kenyataan yang dihadapinya. Kira- kira 4 jam sudah ia nongkrong di toko buku. Tepatnya ia membaca 2-3 buku di sana. Ada sebuah buku yang benar-benar dihabiskannya dalam masa ia membaca. Life Lesson, judulnya. Berganti posisi setiap 5 menit dan kaki kesemutan tak mengurungkan niatnya untuk menyelesaikan buku penuh pelajaran itu. Ia bahkan tetap bertahan meski kebelet pipis dan ternyata toiletnya sedang direnovasi.
Selain buku yang ia dapatkan, ia pun mengilhami bahwa kesendirian yang paling damai ia rasakan ialah saat berada di toko buku. Membaca sebuah buku yang menarik perhatian. Hingga akhirnya memberikan sebuah pelajaran tentang hidup. (pw)

Daniel dan Mbee, Apple ‘Macegut’ yang Bikin Iri

Denpasar, 20 Agst 09
Kalau makanan sudah digigit, biasanya berarti bekas dan tidak akan membuat iri orang lain. Tapi disini, malah Apple yang sudah ‘macegut’ (digigit) yang membuat iri. Ada apa gerangan?

ini nih si Daniel yang bikin ngiri... wkwkwkkwkw
ini nih si Daniel yang bikin ngiri... wkwkwkkwkw

Jangan salah, Apple yang dimaksud ialah barang elektronik yang cukup santer dibicarakan juga cukup niat untuk dibeli meski nyicil. Bermula dari keinginan menggebu seorang teman bernama WS untuk memiliki barang elektronik yang cukup mengundang liur saat memandangnya. Yap, Macbook Apple. Entah tampilannya yang bening dan simple nan kokoh atau kapasitas perbuatannya yang tahan banting atau kilauan bentuk apel ‘macegut’ di permukaannya.
Apapun alasannya, yang pasti keinginan itu merebak sedemikian kuat dalam benak seorang gadis bernama Lina. Iapun mulai tergiur oleh penampilan si Macbook yang lain dari yang lain. Dengan modal tekad yang (cukup) kuat, Ia beberapa kali ke distributor si Apple untuk melihat- lihat ‘barang’ impiannya itu. Setelah berbagai halangan menghadang dan rintangan menerjang, akhirnya si Apple terbeli juga.
Apple abu yang terkesan kokoh dan body cukup slim dengan LCD 13,3’’. Macbook Pro keluaran terbaru. Si WS yang juga ngebet Apple akhirnyapun mendapatkan si kotak putih nan banyak guna itu. Lina memberi nama si abu Daniel. Alasannya sih supaya selalu teringat dengan aktor pujaan si Daniel Radcliffe. Sedangkan si putih diberi nama Mbee oleh WS.
Ternyata kedatangan 2 penghuni baru dalam komunitas yang cukup sering bertemu cukup mengguncang hari-hari mereka. Beberapa teman bahkan mengaku lebih termotivasi untuk membeli Apel ‘macegut’ lantaran iri melihat duet Daniel dan Mbee.
“Memang bagus sih, pas banget untuk kita yang doyan buka program berat. Selaen simple, perawatan juga gak terlalu ribet, makanya aku pengen… ngiri juga sih ngeliat temen-temen pada ngelus mereka,” ujar Yudha sambil terkekeh riang. Pemuda yang doyan ngedit film ini memang mengaku butuh barang yang tahan lama dan siap tempur. Pilihannya tentu jatuh pada Macbook Apple. Belum lagi ketahanan baterenya yang bahkan 100 kali lipat laptop biasa. Keinginannya diakui makin memuncak begitu kedua temannya membawa barang yang dulu selintas pernah diidamkannya.
Lain Yudha, lain Gung De. Pemuda kurus dan hitam yang bertempat di bilangan jalan Ratna ini mengaku suka Apple karena tubuhya yang cukup manis dan kokoh untuk dibawa kencan kemanapun. Gung De menuturkan bahwa ia menaksir Macbook white karena tampilannya yang simple namun terkesan asyik. Hal serupa diakui pula oleh Kadir. Ia melihat Apple merupakan pilihan terbaik untuk sebuah laptop.
“Awalnya sih iri, tapi emang butuh dan kegunaannya emang mumpuni banget,” ujar Gung De lagi saat ditanyai perihal keinginannya memiliki Macbook White.
Nah, cara mereka agar bisa mewujudkan Macbook dalam genggaman cukup unik dan berbeda. Yudha mencari pekerjaan tambahan agar bisa menabung dan membeli si Apple kelak, sedangkan Gung De berdoa pada Tuhan agar beasiswanya cepat dikabulkan. Diluar itu, mereka juga gemar mengikuti lomba. Alasannya sih, kalo menang supaya hadiahnya bisa jadi hibah buat beli laptop.
Tuh kan, siapa bilang iri selalu negatif? Buktinya iri bisa jadi motivasi yang kuat dalam keinginan memiliki sesuatu. Doain semoga mereka cepet dapetin keinginannya yah. (pw)

BADAN TIPIS, RENTAN ‘DIGOYANG’ ANGIN

Rabu, 19 Agustus 2009

Siang itu, Lina dan temannya Gung De memutuskan pergi ke Bali Safari and Marine Park (BSMP) untuk mempresentasikan proposal deGenk tercinta pada mbak Dewi selaku personal assisten. Merekapun segera berangkat dengan semangat menggebu ke perusahaan di bilangan Gianyar tersebut. Namun, di tengah jalan terjadi hal yang sangat lucu, Gung De yang bertubuh kurus dengan tinggi 175 cm dan berat tak lebih dari 50 kg ini mulai bergoyang tertiup angin di Jalan By Pass Ngurah Rai saat truk-truk besar melewati mereka.

Kejadian yang sangat mengundang tawa untuk mengejek si tubuh kurus yang takut nenek ini terjadi lebih dari sekali. Tercatat 4 sampai 5 kali ‘goyangan’ saat melewati jarak kurang lebih 30 km dari Denpasar- Gianyar siang itu. Bahkan beberapa kali goyangan tersebut semakin menjadi- jadi. Linapun selaku penumpang terkadang deg-degan. Kalo dia jatuh beneran gimana yak?? Piker Lina dengan lugu kala itu. Syukurnya hal yang ditakutkan tidak terjadi. Merekapun mendarat dengan selamat di tempat tujuan.
Ide untuk pergi ke BSMP tiba-tiba saja tercetus begitu jadwal mereka ke bukit untuk mengambil iklan terhambat karena si mbak-mbak pemasang iklan belum menyiapkan iklan yang akan dipasang. Dengan pasrah dan sedikit pintar, merekapun memutar otak agar waktu tidak tersia-sia. Dan seakan balon ide mendarat di kepala mereka, mereka sepakat pergi ke BSMP untuk kembali menggaet iklan demi kehidupan majalah gratis mereka.
Setibanya di BSMP, Lina dan Gung De disambut kumis tebal si bapak satpam. Beliau menyuruh duo pede ini menjaminkan KTP agar dapat memasuki tempat tersebut. Akhirnya mereka bertemu mbak Dewi. Setelah basa- basi yang memang agak sedikit basi, mereka menjelaskan dengan gaya seorang sales MLM kepada mbak yang dari tadi duduk dan manggut. Huuf… akhirnya setelah penjelasan menggebu, presentasi ngawur namun niat membara, si mbak memutuskan untuk berpikir jernih dan mengundang mereka ke acara BSMP sabtu ntar.
“Supaya lebih tau acara dan edukasi kita,” kata si mbak tak kalah meyakinkan. Waah…. Semoga keterima yah mbak. Kamipun pulang dengan riang dan berdoa semoga semangat membara kami tidak sia-sia.
Dalam perjalanan pulang, ternyata hal itu terjadi lagi saudara-saudara! Ya! Gung De kembali ‘bergoyang’ dan mereka kembali tertawa saat ia mengakui bahwa hal ini memang sangat sering terjadi. Ckckck… semoga bisa menambah berat badan Gung! (pw)