Setelah leyeh-leyeh sekejap, benar-benar sekejap karena kami langsung terbakar hasrat melali, om Viar langsung menodong Bli Wayan untuk menyewa alat Snorkeling. Jadi agenda kami siang kebus ini adalah Snorkeling! Yeaah!
Yang cukup unik dari snorkeling di kawasan Nusa Penida adalah tak perlu mencari spot khusus karena semua daerah sangat indah bawah lautnya. Well, memang sih Crystal Bay dan Manta Point wajib jadi tujuan yang harus didatengin juga kalau waktu kita panjang. Tapi kalau tidak, snorkeling di lepas pantai di depan tempat menginap pun sudah bikin orgasme!

Begitu bli Wayan membawa alat-alat snorkeling, kamipun dengan hasrat menggebu memilih alat dan langsung bergegas nyebrang ke pantai. Untuk alat snorkeling lengkap kami cukup merogoh kocek 25 ribu perhari dan karena kami menyewanya 2 hari kami menghabiskan 50 ribu yang sangat wajar saking indahnya kehidupan di bawah pantai Nusa Penida.
Nyebur di pantai Nusa Penida kita akan disambut ladang rumput laut sepanjang 5-7 meter dari sisi pantai hingga tengahnya. Setelah ladang rumput laut, berbagai terumbu karang dan ikan dapat kita lihat di lautnya. Sepanjang mata memandang terumbu karang berdempet-dempetan, ikan-ikan berenang kesana-kemari. Banyak juga kami temui bintang laut dan ikan-ikan besar berhamburan. Lau di Nusa Penida ada bagian-bagian yang sangat dangkal meski di tengah, hati-hatilah agar tidak menginjak terumbu karangnya. Ada juga daerah-daerah yang cukup dalam dimana kami bertemu beberapa penyelam. Sayangnya terumbu karang di Nusa Penida banyak yang patah dan tidak terlalu berwarna.

Air laut agak berombak siang itu, anginpun cukup kencang, kami terbawa ombak hingga banjar sebelah saat akhirnya ke tepian lagi. Karena air sudah mulai surut, ladang rumput lautnya terlihat cukup jelas, namun kami tetap pede snorkeling. Kelucuan mulai terjadi saat saya akan mencapai tepian, karena sudah tidak mungkin berenang, sayapun menginjakkan kaki ke pasir dan berjalan menerobos lading rumput laut. Saya menoleh ke belakang untuk melihat dimana kawan-kawan yang lain saat tertangkap oleh mata saya Maha dan kak Intan dengan ban hitam besar dan pelampung warna terang terperangkap jaring pembatas ladang rumput laut. Dan lebih lucu lagi karena di sebelah mereka berjalan santai seorang bapak dengan dahi berkerut dan pandangan nanar ke arah kak Intan dan Maha.
Ups, ternyata saya juga terjebak jaring pembatas di depan, sebelum mencapai tepi, harus mencari jalan lain agar bisa lewat. Saya yakin si bapak mengurut dada melihat kelakuan konyol kami tetap snorkeling dengan ban hitam besar, pelampung warna terang, di daerah yang tingginya tidak sampe sebetis!